Sabtu, 20 Desember 2014

Di PHPin Mantan!

Hallo, nama gue Afifiyatul Anis. Gue biasa dipanggil Fifi, Anis dan panggilan terpopuler gue Kentul. Gue semasa ABG "pernah" punya pacar yang sekarang dianya sudah beralih profesi sebagai "MANTAN" buat gue. Dulu gue sewaktu pacaran sama dia sih rasanya biasa aja. Banyak kenangan sama dia ya biasa aja. Putus nyambung ya biasa aja. Cinta gue ke dia itu "Tanpa Air Mata" ceilah haha :D #Abaikan

Namanya juga anak ABG, apasih artinya cinta buat anak ABG kaya gue dulu? Gue kan semasa itu masih lugu banget. Jadi semua yang terjadi ga akan gue bawa ke jenjang keseriusan. Haha :D

Oke, sekarang gue "JOMBLO" akut. Beneraaannnnn!!!!

Gue sempet merenung, seandainya gue masih punya pacar sebaik mantan gue dulu... Aaakkkk >,<

Justru dengan status gue jomblo, gue jadi kenalan sama gebetan baru yang namanya "GALAU". Sekarang gue akrab banget malah sama dia. Sosweet kan? Iyalah, lumayan nyiksa :'(

Suatu hari tiba-tiba gue di inbox sama mantan gue, dia nanyain kabar, biasa kan udah lama ga ketemu. Seusai itu dia minta pin BB gue. Semuanya gue jawab dengan kata-kata yang lugas. Seperlunya saja, no alay dan no lebay. Dan akhirnya dia tiap hari BBMan sama gue. Tiap kali gue baca PM nya itu isinya kegalauan semua. Gue jadi bingung dan kepo. Sebenernya siapa sih yang bikin dia galau? Ah yaudahlah bukan urusan gue juga. Lalu gue pun nyaris melupakan hal itu -_-

Malam minggu pun datang, ini malam terHOROR buat seorang jomblo seperti gue.

Waktu itu si mantan BBM gini "Kamu ada waktu gak?"

Gue jawab "Emangnya mau apa?"

Dia bales "Keluar yuk, please malem ini aja. Temenin aku jalan-jalan."

Gue bales "Kemana?"

Dia bilang "Ke penutupan pameran, rame loh. Pasti seru."

Begitulah kira-kira isi chat gue sama dia, akhirnya gue minta ijin sama mama gue.

Gue bilang "Mah, aku mau jalan-jalan sama mantan."

Kata mamahku "Kemana? Sama dia lagi? Ga bosen apa kamu.."

Aku jawab "Engga, mantan yaudah mantan aja mah. Cuma mau jalan-jalan doang bentar kok. Emangnya mamah sekarang misalnya aku balikan sama dia bakal diijinin? Dulu bukannya pas aku pacaran mamah ga suka ya sama dia?"

Mamahku jawab "Yaudah deh mamah ijinin sekarang, soalnya menurut mamah dia emang mantan terbaik kamu. Kalau kamu mau pergi sama dia gapapa kok. Tapi jangan lama-lama ya. Cepet pulang!"

Mak nyeessss denger mama ijinin gue balikan sama dia, seneng banget! Tapi gue kan cuma mau jalan aja, bukan mau balikan. Iyakan? Iyaaa???? Aaaakkk jangan ngarep deh! Dia juga ga bilang balikan kok! Udah deh Fi.... Jomblo ya jomblo aja keles :'(

Baiklah gue menghabiskan malam minggu yang horor ini dengan ngedate bersama mantan. Iya mantan!

*Sok heppy lu Fi, sok ngedate segala* mblo...mblo.....

Sssttttttt

Sampai disana gue lumayan seneng, ngobrol tentang masa depan juga bareng dia. Ulalaa macem-macem deh pokoknya! \^,^/

Singkat cerita, karena malam minggu berjalan dengan sangat cepat buat insan-insan muda yang ngedate, gue dan dia memutuskan untuk pulang on time biar ga kena marah mamah gue :)

Abis sampai rumah dia BBM gue lagi.

Dia bilang "Makasih ya untuk malam ini :)"

Gue jawab "Sama-sama ya."

Eh tapi kok status dia di BBM masih galau aja sih? Akhirnya gue memutuskan untuk berani bertanya ke dia.

Gue tanya "Kamu kenapa sih status BBM nya galau terus?"

Dia jawab "Gapapa kok"

Gue bilang "Cerita aja, siapa tau aku bisa kasih solusi"

Dia jawab "Kalau kamu mau sama aku ya aku ga akan galau lagi."

Eeeiitsss tungguuuukkk!!! Ini maksudnya apasih? Ngasih kode? Harapan? Atau apa coba.......???
Terus gue harus jawab apa???? Aaaakkk

Gue jawab "Ah apaan sih? Haha :D"

Dia jawab "Hehe gak kok, gapapa"

Oh, ternyata dia cuma bercanda -_-
Sakitnya tuh disini --->> *tepok jidat*

Terus gue lanjutin lagi keponya. Gue tanya dia terus sampai dia mau curhat.

Gue tanya "Terus kamu kenapa, kok statusnya gitu?" *Statusnya tentang di gantungin gitu sama cewek, entah itu pacarnya atau siapanya gue kurang ngerti juga*

Dia jawab "Nanti aja kalau kita ketemu lagi bakal aku ceritain semuanya"

Gue tanya "Kamu di bikin galau sama pacar kamu ya?"

Dia jawab "Engga juga"

Ya gitu deh pokoknya, dia perginya sama gue tapi hatinya buat dia (orang ke tiga).
Udah gitu kalau chatting di BBM perhatian banget sama gue, suka ngasih kode segala. Tapi ternyata dia cowok-cowok kesepian aja yang akhirnya melampiaskan kegalauannya ke gue :'(

Berarti gue selama ini cuma jadi pelampiasan doang, terimakasih banyak tan mantan! Lu sukses ngePHPin gue selama ini. Lu datang di idup gue lagi cuma mau meninggalkan luka. Oke, gue terima! Gue IKHLAS tan mantan! :'(

Sekarang gue sadar, ngapain balikan sama mantan? Ibarat kita mau main game yang udah kita tamatin, terus kita mau baca buku yang udah pernah selesai kita baca. Ngga ada gunanya! Buang-buang waktu aja.

Dan, setelah gue tau semuanya gue langsung delcon dia. BYE MAKSIMAL~

Thank You.
End.

Rabu, 05 Desember 2012


Mungkin yang terakhir kalinya

IMG_1074.JPGNamaku Fifi, aku pernah menyayangi seorang yang aku anggap seperti kakak ku sendiri bahkan selayaknya seperti ibu ku. Namanya Wasil, aku sering memanggilnya dengan sebutan “Mamah Wasil”. Dulu dia selalu ada buat aku. Dulu kita dipertemukan karena ada tuntutan tugas PPL. Hingga akhirnya aku dan dia dipisahkan dengan tagihan tugas KKN. Sekarang kita beda kota. Sekolah ku yang sampai sekarang paling banyak menyimpan kenangan antara aku dan dia.

IMG_0891.JPGKu lihat di sekeliling sekolah, yang biasanya kita selalu bersama dalam canda tawa, suka duka. Sekarang sepi, tiada henti kini kesedihan yang ku alami setelah kepergianmu. Kamu pergi untuk melanjutkan tugasmu di kota yang berbeda dengan ku. Tugas mu selesai di sekolah ku selama kurang lebih 3 bulan lamanya. Tapi… kini aku hanya bisa merasakan saat-saat bersamamu secara singkat. Sangat singat, hingga kenangan indah yang sempat kita ukir selama ini berubah menjadi kenangan yang usang.
Kini tak seperti biasanya, aku jalani kehidupan di sekolah tanpa kamu. Kita hanya bisa saling sapa kabar lewat sms. Mendo’akan mu adalah cara ku memeluk mu dari jauh. Entah, rasa apa yang kau alami disana. Apakah sama seperti yang aku rasakan disini atau justru berbeda? Rindu, sangat rindu akan kehadiran mu disisiku lagi. Ya Allah, pertemukanlah aku dengan dia disisa hidup ku. Entah kapan harapan ku itu akan terwujud. Ataukah kita akan dipertemukan dalam kematian. Lillahi ta’ala… J
images (52).jpgSebulan setengah aku hidup tanpa mu, sudah terbiasa memendam rasa rindu ini. Menahan perih, sakitnya goresan luka di hati yang terguyur air mata disaat ku mengingat semua kenangan indah kita. Aku terlalu bodoh, Masih saja selalu mengenang mu meski itu menyakitkan. Bila aku masih bisa memutar waktu, lebih baik aku memilih untuk tidak mengenalmu sekali daripada mengenangmu berkali-kali. Yang dulunya indah sekarang berubah menjadi luka. Semua harapan-harapan ku seolah pupus, aku lelah mengharapkan mu. Hati ku tertatih menantimu untuk kembali.
IMG00220-20121009-1310.jpgHidup ku tak terarah. Semua kebahagiaan ku kembali padamu. Seolah-olah hidup ku ini bergantung padamu. Kamu udah aku anggap seperti ibu ku. Karena apa? Karena hidup mu hidup ku. Aku ingin menyusul mu di kota itu. Tunggu aku…                      .
IMG00309-20120916-1228.jpgApa yang akan terjadi ?
Aku punya sahabat, namanya Mbak Astrina. Dia udah aku anggap sebagai kakak ku sendiri. Dialah yang selalu mendengarkan keluh kesahku. Dia juga yang tau bagaimana aku. Dia yang membuatku tenang semenjak di tinggal oleh Mamah Wasil. Mengobati luka, rindu dan kesedihan ku. Sekarang aku punya Mbak Astrina yang selalu menyisakan waktunya buat aku. Entah buat main ataupun curhat. Sekarang pula tinggal menghitung hari, hari dimana Mbak Astrina telah selesai sekolah SMA dan akan melanjutkan ke Universitas luar kota. Semua orang yang aku sayangi berangsur-angsur meninggalkan aku. Jujur, aku benar-benar gak sanggup apabila  harus kehilangan Mbak Astrina. Aku sangat menyayanginya. L
Mbak Astrina pula yang tau kalau aku mau pindah sekolah dikarenakan aku ingin belajar ikhlas dan sabar dalam menghadapi hidup ini di sebuah pesantren.
Hingga aku pergi, mencari kehidupan lain entah kemana langkah ku akan terhenti. Dan mungkin tak akan pernah kembali.
Pernah di suatu hari aku mendatangi salah satu Rumah Sakit di Kota Kendal untuk mendonorkan salah satu ginjal dari anggota tubuh ku ini. Karena aku ingin mereka yang membutuhkan ginjal ini benar-banar bisa merasakan hidup yang sejati.
Test kecocokan ginjal pun berlangsung di kota ini tanpa sepengetahuan orang tua ku, sahabat ku Mbak Astrina, bahkan Mamah Wasil pun juga gak ada yang tau. Mungkin mereka sudah mengetahui rencana ku ini dari awal, akan tetapi mereka gak ada yang tau kapan aku akan melaksanakan hal ini.
Seminggu setelah test kecocokan ginjal itu akhirnya keluar hasil bahwa aku dengan seseorang yang membutuhkan donor ginjal itu sama cocoknya. Itu artinya transplantasi ginjal pun bisa segera dilaksanakan.
Sebelum operasi ini berlangsung saya menelepon Mbak Astrina dulu, saya bilang “Mbak, mungkin ini yang terakhir kalinya. Maafin aku ya kalau aku banyak salah”. Ujar ku.
“Fi? Maksud kamu apa?” jawab Mbak Astrina.
“Aku akan menjalani transplantasi ginjal sebentar lagi di Rumah Sakit Kendal seperti apa yang pernah aku angan-angan kan dulu mbak..” jawab ku sedikit menjelaskan. Akhirnya telepon segera aku matikan, karena akan segera di lakukannya transplantasi ginjal tersebut.
Tiga jam lamanya operasi transplantasi ginjal ini berlangsung. Tubuh ku ini ternyata tidak bisa melakukan aktivitas hanya dengan satu ginjal. Akhirnya aku sempat koma beberapa hari di Rumah Sakit itu.
Seperti terdengar suara banyak orang di ruangan kamar rawat ku saat ini. Entah siapa saja yang sedang berada di sini, aku ngga tau.
Beberapa saat kemudian aku sadar dan terbangun dari koma. Terlihat dengan remang-remang banyak orang di kamar rawat ku. Ada keluarga, sahabat, teman, dan Mamah Wasil beserta kawan-kawannya. Semuanya nungguin aku bangun. Aku mulai mengatakan sesuatu. Segeralah semuanya mengelilingi tempat tidur ku. Ku pegang tangan Mamah Wasil dan Mas Dian lalu aku bilang “Mm-ah, ce-pet ni-kah ya sa-ma Mas Dian”. Mamah Wasil dan Mas Dian hanya tersenyum mendengarkan yang aku ucapkan tadi.
Ingin rasanya aku memeluk kedua orang tua ku sebelum aku menghembuskan nafas terakhir. Tapi apa daya, tubuh ku seolah-olah penuh dengan luka. Sakit dan kaku untuk di gerakkan. L
Aku cuma meninggalkan pesan “maaf dan terima kasih” buat semuanya yang ada di kamar rawat ku saat itu. Aku sayang sama kalian semua. Akhirnya akupun menghembuskan nafas terakhir dalam keadaan berkumpul dengan semua orang-orang yang aku sayangi.

Kuatkan aku Ya Allah, aku hanya ingin melihat mereka semua BAHAGIA meski TANPA AKU.

apik2.jpg

Karya : Afifiyatul Anis